Sabtu, 29 Mei 2010

Saya Bangga dan Bersyukur Menjadi Bagian dari Keluarga RHMS


Tulisan ini saya persembahkan untuk semua anggota keluarga RHMS yang sangat saya cintai.

Keluarga,bagi saya pribadi kata ini adalah hal yang sangat berarti. Saat saya merasa sedih, kesepian, jenuh, sedang kehilangan arah ataupun butuh pertolongan, keluargalah yang ada pertama kali untuk menghibur, membimbing dan menolong saya. Saat
saya merasa ingin berbagi kebahagiaan yang saya dapatkan, keluarga jugalah yang pertama kali ada dalam pikiran saya. Keluarga yang saya maksudkan disini bukan hanya keluarga inti, tapi juga keluarga besar. Terlahir menjadi bagian dari keluarga besar Raden Haji Muhammad Syafe'i merupakan sebuah anugerah bagi saya. Karena semenjak saya kecil, saya bisa mendapatkan banyak sekali kasih sayang, nasehat, bimbingan dan kebahagiaan bukan hanya dari kedua orang tua saya, tapi dari Aki, Emak, Uwa, mamang, bibi, dan semua saudara sepupu.

Sejak saya kecil, saya selalu menanti saat-saat untuk berkumpul bersama semua keluarga besar RHMS. Momen khas saat keluarga besar kumpul pastilah tidur ngampar bersama di atas karpet di ruang tengah (karena jumlah kamar yang ada tidak sesuai dengan jumlah manusianya hehe) dan bercerita tentang berbagai hal sampai malam sudah sangat larut., terkadang di tengah-tengah cerita akan terdengar suara ledakan tawa entah dari Ibu-ibu yang sedang asik bergossip, dari anak-anak generasi 2 yang asik bermain, ataupun dari para bapak yang tidak mau kalah seru ^.^;.Saat subuh datang, akan ada suara berat khas Aki yang membangunkan semua orang "Subuh,subuh!". Setelah selesai shalat subuh, banyak kegiatan yang dimulai. Para Ibu mulai sibuk mempersiapkan sarapan pagi, sedangkan sisanya ada yang membereskan rumah, ada yang masih asik mengobrol, dan ada yang mengantri ke kamar mandi. Bercengkrama dengan keluarga besar seperti itu benar-benar membawa kebahagiaan tersendiri bagi saya.


Hidup dalam keluarga besar memang tidak akan selalu berjalan dengan mulus. Seperti kata orang, semakin banyak kepala, maka semakin banyak juga pendapat dan perbedaan pola pikir yang akan timbul. Saya tahu keluarga RHMS juga pernah mengalami masa-masa sulit seperti itu. Masa dimana perbedaan pendapat antar saudara akhirnya mulai muncul dan menimbulkan perselisihan dan kerenggangan hubungan silaturahmi. Terlebih lagi saat Aki dan Emak meninggal dunia... Semua anggota keluarga terutama ke-12 anak Aki dan Emak merasa kehilangan panutan, tempat bertanya dan sosok yang mampu menjadi sandaran, yang mampu meyakinkan mereka disaat-saat sulit bahwa semuanya akan baik-baik saja. Untunglah, meskipun Aki dan Emak telah tiada, tetapi ajaran mereka masih tertanam kuat di setiap anggota keluarga RHMS. Semua perselisihan yang pernah timbul akhirnya bisa teratasi dengan baik dan semakin memperkuat ikatan persaudaraan keluarga RHMS.

Dulu, sewaktu keluarga besar RHMS berkumpul saya pernah berkata kepada Mba Isti "Saya benar-benar merasa bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar RHMS" dan ternyata mba Isti pun mengangguk dan mengatakan hal yang sama seperti yang saya rasakan.
Saya merasa bangga dan bersyukur sebab saya tahu, tidak semua keluarga besar mampu hidup dengan rukun dan saling menyayangi satu sama lain seperti yang dilakukan keluarga RHMS . Banyak keluarga besar yang tidak memiliki ikatan persaudaraan sekuat yang keluarga RHMS tunjukkan.

Saat ini, masing-masing anggota keluarga sudah memiliki banyak kesibukkan masing-masing, waktu yang bisa diluangkan untuk berkumpul bersama seluruh keluarga besar semakin terbatas, bahkan sangat terbatas. Jujur, saya pribadi merasa sangat kehilangan dan merindukan saat-saat dimana seluruh keluarga RHMS berkumpul seperti saat Aki dan Emak masih ada. Seingat saya, waktu terakhir dimana hampir semua anggota keluarga besar RHMS berkumpul adalah pada saat acara kumpul di Pondok Maos tahun 2006 dan di Sumedang tahun 2007, benar-benar sudah lamaaaa sekali.

Saya yakin, saat ini bukan hanya saya saja yang memiliki kerinduan terhadap momen-momen kebersamaan keluarga besar RHMS. Pasti banyak juga saudara-saudara lainnya yang sudah menumpuk kerinduan ingin bertemu, berkumpul, berbagi cerita dan tawa canda bersama. Sebagai generasi 2 keluarga RHMS, saya merindukan saat-saat dimana para generasi 1 memberikan nasehat mengenai nilai-nilai kehidupan kepada kami generasi 2. Apalagi sekarang sudah ada generasi 3 yang harus kita perkenalkan terhadap kehangatan keluarga RHMS.

Maka dari itu, tulisan ini saya buat dengan sepenuh hati untuk mengajak semua anggota keluarga RHMS meluangkan sedikit waktunya agar kita semua bisa berkumpul kembali seperti dulu. Untuk waktu dan tempatnya bisa kita bicarakan kemudian, yang penting adalah keinginan yang tinggi untuk memperkuat ikatan persaudaraan sudah ada dalam hati kita masing-masing. mari kita berdo'a dari sekarang agar Allah juga memberikan keluangan waktu bagi kita dan ridho-Nya agar keinginan kita untuk berkumpul bersama ini dapat terwujud. Saya ingin agar kata-kata "Saya bangga dan bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar RHMS" tidak terhenti sampai generasi kami saja....

Selengkapnya.....

Minggu, 10 Mei 2009

Sejarah Kehidupan Sang RHMS


Raden Haji Mochammad Syafei (RHMS), lahir di Bojong Lopang pada tanggal 18 november 1920, Putra keempat dari R.H.M. Basah dan Siti Ratnasih. Memiliki riwayat pendidikan MULO dan sekolah militer di Gombong (sebuah kota di Jawa Tengah). Sewaktu beliau sedang sekolah militer, pada saat liburan sekolah beliau tidak pulang ke rumahnya melainkan ke rumah seorang patih (pejabat bupati) di daerah Bogor yang juga masih sanak famili beliau, di saat bersamaan Nyi Rd. Siti Aminah yang tidak lain sepupu dari RHMS juga datang ke rumah patih tersebut karena diajak oleh RHMB. Rupanya ada niat tersembunyi dari Sang Bapak untuk menjodohkan keduanya yang tidak diketahui oleh RHMS. Pada saat itu Rd. Siti Aminah masih berusia 16 tahun dan semenjak kelas empat SD memang sudah ikut bersama RHMB (Uwa). Dalam pertemuan tersebut Rd. Siti Aminah disuruh untuk mengenakan kebaya (sebagai tanda bahwa sudah menjadi seorang gadis), namun betapa terkejutnya RHMS melihat penampilan Rd. Siti Aminah yang terlihat cantik dan dewasa dengan pakaian seperti itu, padahal beberapa tahun yang lalu Rd. Siti Aminah masih digendong oleh RHMS, karena pada saat itu beliau masih kecil. Ketika Rd. Siti Aminah hendak pulang, RHMS membisikkan kepada Sang Bapak RHMB bahwa beliau menghendaki Rd. Siti Aminah untuk dijadikan istrinya. Sang Bapak hanya tersenyum simpul mendengarnya, Karena memang itulah yang direncanakannya.

Pada tahun 1943 resmilah RHMS dengan Rd. Siti Aminah menjadi sepasang suami-istri, dan setahun kemudian, pasangan ini dikaruniai seorang putra pertama yang diberi nama R. Yunus Nugraha. Pada waktu itu RHMS masih menjadi tentara yang selalu bergerilya. Pada tahun 1947, ketika diperintahkan untuk long march ke Yogyakarta, sang kakak RHM Oetom Sumaatmaja melarang beliau untuk pergi dengan alasan beliau bisa bekerja di bawah tanah ( sebagai penyuplai makanan untuk tentara ), karena jika pihak Belanda tahu beliau seorang tentara, maka saudara – saudaranya yang bekerja di pemerintahan sebagai pegawai negeri sipil akan terancam. Sejak saat itulah beliau menjadi PNS tetapi jiwanya tetap loyal kepada militer. Hampir dua atau tiga tahun sekali pasangan ini dikaruniai seorang anak, hingga akhirnya berjumlah 12 orang.

Dalam pendidikan formal, beliau adalah seorang yang cerdas, dimana ketika mendapatkan kesempatan sekolah di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri ( sekarang IPDN ) di Bandung pada tahun 1959, beliau berprestasi tinggi. Padahal saat itu beliau telah memiliki 8 orang anak, nilai-nilai pelajaran yang didapatkan tidak pernah dibawah angka delapan dan hal itulah yang selalu diperlihatkan kepada anak-anaknya ketika sedang belajar, sehingga menjadi pemicu anak-anaknya untuk lebih berprestasi. Untuk riwayat kerja, beliau pernah bekerja sebagai juru tulis, mantri polisi, asisten camat hingga menjadi seorang camat.

Beliau banyak mengeluarkan fatwa kepada anak-anaknya, salah satunya yaitu “ Ketika kamu datang ke suatu tempat, warnailah keadaannya dengan sesuatu yang ada pada dirimu hingga kamu bisa menjadi orang yang disukai dan membuat mereka akan sangat kehilangan jika kita sudah tidak ada”. Hal ini selalu dicontohkan ketika beliau menjadi seorang komandan atau Camat. Seperti contoh, ketika di Cikembar (saat masih menjadi Asisten Camat), masyarakatnya terdiri atas Islam dan Kristen. Beliau diangkat menjadi panitia pembangunan masjid, semua masyarakat yang beragama Kristen diajak beliau untuk bersama-sama membangun masjid tersebut sehingga menunjukkan toleransi antar umat beragama dan beliaupun mendapatkan pujian dari Bupati.

Dari sekian banyak prinsip yang dianutnya ada satu prinsip yang paling beliau utamakan, yaitu selalu mendahulukan beribadah kepada Allah seperti halnya shalat awal waktu dimanapun beliau berada. Ada satu cerita, ketika beliau sedang rapat dengan bupati atau gubernur sekalipun apabila waktu shalat telah tiba, beliau interupsi minta waktu paling sedikit lima menit untuk shalat, karena beliau ingin menunjukkan bahwa pemilik kekuasaan tertinggi itu hanya Allah. Beliau juga selalu membawa kain sarung dan sajadah kemanapun beliau pergi. Hal itu juga selalu diterapkan kepada anak-anaknya, dimana apabila putra-putrinya pulang ke rumah atau datang dari mana saja yang pertama kali beliau tanyakan adalah “Sudah shalat kamu? dan Shalat dimana kamu?”.

Sosok yang gemar menjala ikan ini sangat suka shalat berjamaah dan makan bersama dengan keluarganya, karena beliau memiliki motto “Al Jamiattun fil barkah ( )”. Satu hal yang unik dari beliau bila sedang ada masalah dengan sang istri Rd.Siti Aminah, mereka menyelesaikan masalah tersebut dengan saling mengirimkan surat. Berbagai kisah kehidupan suka dan duka selalu dilewati bersama istri dan anak-anaknya tercinta, menurut anak-anaknya banyak cerita hidup yang tidak dapat mereka lupakan.

RHMS telah menjelma menjadi sosok yang begitu dihormati, baik oleh keluarganya maupun oleh semua orang yang mengenalnya. Maka, ketika beliau tutup usia pada 15 Februari 1997, semua orang benar-benar merasa kehilangan seorang sosok yang selalu bisa dijadikan panutan. Keluarganya telah kehilangan figur seorang ayah yang selalu berdiri tegak untuk memimpin keluarga. Beliau telah meninggalkan jejak yang dalam di hati banyak orang, sehingga beliau akan tetap hidup di dalam hati semua orang yang pernah mengenalnya.

Selengkapnya.....

Senin, 14 Juli 2008

Kunjungan Kenegaraan

Siang itu panas banget…. Saya baru saja pulang sekolah. Ruang depan yang gampang banget berdebu terasa sumpek. Begitulah kondisi rumah saya dulu di Kebayoran Lama… saya menyanyikan beberapa lagu tahuun 80an sambil membaca buku kumpulan lirik. Maklum, hobi saya adalah menyanyi. Jadi, menghapal lirik adalah suatu “sunnah Muakad” buat saya … he…he… he…

Tiba tiba terdengar suara pintu diketok… langsung saya beranjak menuju pintu. Namun, sebelumnya saya mengintip lewat jendela. “Bapak…. Emak….” Teriak saya sambil melompat kegirangan… langsung saya bukakan pintu rumah dan menyambut tangan mereka untuk saya cium.

Bapak yang mengenakan safari abu-abu tesenyum. Begitu juga Emak. Hembusan nafas terdengar seiring dengan membesarnya pipi Bapak. Bapak memang begitu. Mungkin karena faktor usia, Bapak jadi sering kecapekan. Sementara Emak, dengan kerudung di kepala dan mengenakan kebaya lengkap dengan tas yang menggantung di tangannya.

Tidak berfikir lama lagi, Bapak dan Emak langsung saya ajak masuk rumah. Setiap kali Bapak dan Emak datang, saya selalu senang. Sosok mereka jauh dari Kakek yang menyeramkan dan menjaga jarak dengan cucunya. Tanpa mereka beritahukan, kami menaruh rasa hormat yang sangat tinggi kepada Mereka. Bapak dan Emak sering mengunjungi anak-anaknya dimanapun mereka berada. Saya menyebutnya dengan ”KUNJUNGAN KENEGARAAN”

Bangun dari tidur siang untuk shalat Ashar, Bapak menyuruh saya untuk membelikan sesuatu. Saya tidak ingat apa yang disuruh oleh beliau. Yang jelas, beliau membuka tempat Beliau biasa menaruh uang. Sungguh sangat sedih saya melihat tempat uang Beliau. Bukan dompet… hanya sebuah tempat KTP (kalau saya tidak salah). Bayangkan, Bapak adalah seorang mantan camat Pelabuhan Ratu. Namun, hidup sangat sederhana. Saya Bicara dengan Beliau. Saya lupa isi pembicaraan kami apa, seingat saya, saya menawarkan kepada Beliau untuk membelikan dompet.Beliau pun menyetujui. Saya tidak ingat saat itu menggunakan uang siapa, yang jelas, sore itu saya membelikan Beliau sebuah dompet di pasar Kebayoran lama. Puas hati saya melihat paras muka Bapak yang kelihatannya senang dengan dompet itu ketika saya memberikannya.

Kalau ada Bapak, biasanya ada Emak. Dan biasanya, kalau ada Emak, ada makanan Enak. Saya suka sekali makan kue pisang bikinan Emak. Saya lupa apa namanya. Yang jelas, setiap Emak bikin itu, saya pasti nambah.... . Bicara soal makanan buatan Emak, saya pindah setting dulu. Saya ingat dulu, bulan puasa, menjelang waktu berbuka puasa, kami para cucu berkumpul di depan TV menantikan maghrib. Di depan kami sudah ada kue pisang, mi glosor dan teh manis. Emak mondar mandir aja di ruang tamu sambil terus menyiapkan menu berbuka puasa. Ketika waktu berbuka tiba, kami langunsung menyantap hidangan.Seingat saya, kalau sudah begitu, Emak hanya tertawa terkekeh-kekeh. Begitu makanan habis, langsung kami nambah.

Bapak dan Emak memang sosok yang Sangat patut di contoh. Bapak tidak pernah suka bepergian sendirian tanpa Emak kecuali terpaksa. Pernah Bapak sedang menginap di Depok, kemudian mendengar kabar bahwa Emak sedang ada di Citeureup. Langsung Bapak pamit untuk pergi ke citeureup. Saya yang ketika itu masih SMP awalnya membiarkan Bapak pergi sendiri. Namun, entah mengapa, setelah Beliau naik angkot, terbayang wajah beliau, jalan yang mulai melambat, nafas yang terengah-engah, membuat kami yang ada di rumah memutuskan untuk mengawal Bapak. Akhirnya, saya menyusul ke terminal Depok. Sampai di terminal, saya naik turun bus untuk mencari Bapak. Alhamdulillah ketemu. Bapak sempat kaget melihat saya dan bertanya. Saya jawab kalau saya nggak tega melihat Bapak jalan sendirian. Karena jawaban itu, saya menerima satu “pukulan”. Jangan berfikir yang tidak-tidak. “pukulan” dari Bapak adalah Pukulan sayang pada jidat dengan menggunakan bawah tangan yang mengepal dan tidak sakit. Kami tidak pernah jera dengan “pukulan” itu…Seandainya boleh mengurutkan, saya akan menempatkan Bapak dan Emak sebagai sosok yang patut ditiru setelah Rasulullah SAW. Sekali lagi, setidaknya begitu pendapat saya.

Ceritanya bersambung ya... klo ada yang punya cerita soal Kakek dan Nenek kita ini, tolong email ke saya. Rijan20@yahoo.com

Selengkapnya.....

Selasa, 24 Juni 2008

Pendekar Subuh

Ayam baru saja berkokok ketika bel pintu rumah berbunyi dengan nyaringnya. Tidak hanya sekali bel itu berbunyi. Tapi berulangkali. Tentu saja hal ini mengganggu tidur nyenyak kami. Tidak berapa lama setelah bunyi bel itu, ada suara yang sangat kami kenal. “Bangun… Bangun… Subuh… subuh…”. Begitu suara itu berkata.
Tanpa banyak menggeliat lagi, kami beranjak dari tempat tidur lalu menuju musholla. Namun suara itu tidak berhenti untuk membangunkan orang agar segera shalat subuh. Itulah suara R.H.M. Syafei. Kakek kami tercinta yang biasa kami panggil Bapak. Bapak memang selalu begitu. Rutinitas yang sama setiap hari yaitu membangunkan orang untuk shalat. Padahal waktu shalat subuh belum tiba.
Bapak memang dikenal sering menjalankan shalat malam hingga subuh tiba. Kami terbiasa untuk mendengarkan adzan subuh meskipun dalam keadaan terkantuk-kantuk. Pekerjaan yang dilakukan oleh Bapak sangat sulit untuk kami tiru. Bayangkan. Betapapun menariknya acara TV yang sedang ditonton oleh Bapak, jika sudah mendekati waktu shalat, akan langsung Bapak tinggalkan. Bapak terbiasa sudah dalam kondisi siap Shalat sebelum waktu shalat tiba. Bukan hanya berwudlu. Bapak juga sering mandi sebelum shalat.

Acara kegemaran Bapak jika malam hari adalah menyaksikan Dunia Dalam Berita di TVRI. Bapak adalah seseorang dengan wawasan yang luas. Menambah pengetahuan dengan menonton berita menjadi syarat wajib bagi mereka yang ingin menambah wawasan. Tidak demikian dengan Bapak. Seingat saya, Bapak tidak pernah habis menonton Dunia Dalam Berita karena baru sebentar saja acara itu dimulai, Beliau sudah bersiap untuk tidur. Malas ? Mengantuk ? saya rasa bukan. Bapak sudah terjebak dalam kebiasaan yang sangat menguntungkan. Beliau bersiap istirahat untuk bangun dimalam hari dan melaksanakan Shalat Tahajjud. Dilanjutkan dengan Shalat Subuh dan mengajar mengaji bagi masyarakat sekitar. Bukankah Malam memang diciptakan Allah SWT untuk beristirahat dan siang untuk bekerja? Hadits Nabi Muhammad SAW bahkan mengatakan, barang siapa membuka matanya di pagi hari dengan mengagungkan nama Allah hingga terbitnya matahari, maka hatinya akan senang sepanjang hari. Itulah yang dilakukan Bapak.
Alhamdulillah, saya dilahirkan dari keturunan seorang R.H.M. Syafei. Sosok yang sulit dicari tandingannya. Hingga saat ini. Setidaknya begitu pendapat saya.

Selengkapnya.....

Jumat, 30 November 2007

'Agresi' bukan militer sebuah rumah baru..!

Sumedang, Minggu 12 Oktober 2007

Disebuah desa yang tenang dan damai, ditepi sawah yang sedang menghijau, di kaki sebuah bukit nan indah, telah berdiri sebuah rumah megah dan asri. Semestinya di tempat seperti itulah kita bisa menemukan ketenangan dan ketentraman. Tapi jangan bayangkan hal itu bisa terjadi pada tanggal tersebut, karena rupanya telah terjadi sebuah 'agresi' bukan militer, yang telah memecah kesunyian dan ketenangan di pagi yang cerah itu. Segerombolan orang dengan mengendarai beberapa buah mobil telah berusaha untuk merapat ke rumah itu. Entah apa yang akan dilakukan dan entah apa yang akan diperbuat ? Siapa pihak yang diserang dan siapa pihak yang menyerang masih belum diketahui dengan jelas..! Yang jelas tidak satupun aparat keamanan yang berusaha mengamankan rumah tersebut dari serangan yang tiba-tiba itu..!
Gubraaak....praakkk...tring...kresek...gruk..grukk..jrengg..door.! Wah ada apa ya..??

Serius amat sih baca-nya..!hehehehe..!
Engga ada-apa kok, cerita-nya biar rada sedikit seru aja. Di pagi yang cerah itu sebetulnya keluarga Mang Wawan dan Bi Rita sedang mempersiapkan 'sesuatu' demi meriahnya acara silaturahmi keluarga besar Raden Haji Muhamad Syafe'i. Bunyi gubrak....praakkk...tring..teryata hanya bunyi tutup panci yang jatuh menimpa gelas yang akan dibersihkan, sedangkan bunyi kresek...gruk..grukk..itu mah Ina yang lagi ngepel sama bersihin kamar mandi, lantas bunyi jreng..door..ahhh itu kan Adi yang lagi maen PS. Wew..kirain apaan..!

Usut punya usut ternyata hari itu juga bertepatan dengan acara peresmian sebuah rumah baru loh..! Waahhh pantesan rame ! Soal tadi adanya gerombolan yang datang dengan beberapa mobil..ya kita-kita ini lah..! Dengan bermodal perut yang belum terisi penuh, seluruh anggota keluarga besar RHMS 'menggeruduk' rumah baru Mang Wawan & Bi Rita, dengan harapan bagian perut yang belum terisi bisa segera di 'charge' ulang..! heheheh..! Dan ternyata tidak sia-sia..karena semua 'akomodasi' sudah siap..komplit..dan memuaskan..pokoknya top markotop..sip markosip..deh.

Acara hari itu memang super seru..! Rugi banget buat yang berhalangan hadir. Selain acara makan-makan (kayaknya acara wajibnya deh), ada acara diskusi ringan, plus pembentukan panitia kerja generasi muda RHMS. Buat anak-anak yang belum ngerti diskusi, disediakan sebuah acara lain yang cocok buat mereka yaitu Adu jago maen PS. Pokoknya seru deh..! Liat aja aksi-aksi super narsis dibawah ini..!! (yang dateng namun engga sempet ke photo maaf ya..Itu berarti Anda Belum Beruntung..!!)


Pembaca harap tenang karena acara segera dimulai..peace dulu ah..!

Wooi..heboh sih heboh..Wa Iis jadi korban tuh..wataaaw kegencet nih..!


Silahkan dipilih siapa yang paling narsis diantara kami..?


Tenang Wa Idid masih ke photo kok..!..Amaan..Icaaann woi..mau di photo kagak seh..?


Walau sudah bergaya 'sataker kebek', yang paling cakep ternyata yang lagi dipangku bi Ade


Sekali narsis teteeep narsis...hidup narsis..!

A Iwan paling ganteng kan..hehehehe..!

Nah gitu donk, ayo semua duduk yang manis, siaaap..jepret..jadi deh photo keluarga !

Gantian donk maen PS-nya..!

Wah Bi Fini sama Om Rama ikut-ikutan aja nih..!

Soal makanan engga usah cemas..pokoknya komplit deh..!!
A Ade aja sampe bingung kan musti milih yang mana..?
Udah sikat aja semua..paling juga kekenyangan akhirnya..!

Reyhan : Wah..Wa Enus kok minum-nya sampe tiga gelas gitu ya !
Wa..Reyhan mau donk satu gelas yang warna merah..!



Mang Wawan mantap deh rumah baru-nya..besok-besok boleh donk 'digeruduk' lagi..!

Selengkapnya.....

Selasa, 27 November 2007

Kekasih Dunia Akhirat


Bismillahirohmannirrohim
Berangkat dari keinginan untuk dapat lebih mempererat tali silaturahmi keluarga besar Raden Haji Muhamad Syafe'i(alm), maka kami mulai memberanikan diri untuk membuat sebuah blog sederhana. Isi dan tata letak blog ini sangatlah jauh dari kata sempurna, tapi biarlah seiring waktu kami akan belajar untuk menata blog ini agar lebih baik. Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil manfaat dari apa yang telah kita buat mulai dari saat ini.

Raden Haji Muhamad Syafe'i(alm) dan Hajjah Siti Aminah(alm) adalah sosok sejati panutan bagi kami semua. Tak banyak harta materi yang beliau berdua turunkan, tak canggih teori yang beliau ajarkan, namun hanya sedikit 'berlian' yang beliau wariskan kepada kami, yaitu "Contoh Nyata Bagaimana Menata Hidup Sebagai Sepasang Kekasih Sejati Dunia Akhirat".

Ya Allah, terima kasih Engkau telah ciptakan beliau-beliau sebagai orang tua kami, kakek nenek kami, eyang buyut kami, dan sekaligus sebagai guru kami dalam belajar memperbaiki dan menata hidup. Mudah-mudahan kami mampu mengikuti jejak langkahnya sehingga kami tak hilang arah, dan tetap teguh hati dan pikiran untuk tetap mengikuti dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Amien.


Selengkapnya.....

Selasa, 13 November 2007

Profil Keluarga Yunus Nugraha


Beliau adalah putera tertua dari 12 bersaudara keturunan dari R.H. Muhammad Syafei(alm) dan Rd.Hj. Siti Aminah(alm). Beliau bernama lengkap Raden Haji Yunus Nugraha, namun kami (sebagai generasi ketiga RHMS) lebih familier untuk memanggil beliau dengan sebutan 'Wa Enus'. Sebagai putera tertua beliau dikenal cukup arif dan bijaksana dalam memberikan nasihat dan petuah pada setiap event atau kegiatan yang melibatkan seluruh keluarga besar RHMS. Beliau yang dilahirkan dan dibesarkan di Sukabumi, semasa aktif bekerja di Departemen Kehutanan. (Mohon maaf karena data belum lengkap..profil keluarga Bp. Yunus Nugraha..akan diedit segera..!!)

Selengkapnya.....

Sabtu, 07 April 2007

Cara memberikan komentar di Blog

Bagi pengunjung blog (khusus bagi anggota keluarga besar RHMS) yang kesulitan dalam memberikan komentar di blog ini, dibawah ini akan diberikan contoh cara memberikan komentar baik di artikel maupun di shoutbox.

Komentar di bawah Artikel:
  1. Klik dulu artikel yang dimaksud dengan meng-klik pada Judul Artikel atau pada kata 'Selengkapnya' yang berada dibawah preview artikel.
  2. Untuk memudahkan dalam membaca artikel gunakan tombol scrolling pada mouse (berbentuk roda di tengah mouse). Gerakan scroll kedepan maka layar akan tergulung ke awal artikel, sedangkan jika scroll digerakan ke belakang maka layar akan tergulung ke akhir artikel.
  3. Dibawah artikel anda akan menemukan beberapa komentar dari pembaca artikl sebelumnya.
  4. Gerakan scroll kebawah lagi, hingga ke ujung daftar komentar, lalu klik pada tulisan "Loncat ke formulir komentar"
  5. Setelah di klik maka akan muncul sebuah kotak daftar komentar yang berjudul 'Tinggalkan Komentar Anda'.
  6. Klik sekali di dalam kolom komentar, lalu ketikkan komentar yang anda inginkan.
  7. Setelah isi komentar selesai diketik, lalu gerakkan scroll ke bawah lagi !
  8. Dibawah judul Pilih Sebuah Indentitas, pilih salah satu pilihan identitas dengan cara mengklik lingkaran yang berada di sebelah kiri dari judul pilihan identitas
  • Jika anda seorang Google/blogger pilih klik Google/Blogger
  • Jika anda seorang Blogger selain blogger di Google/Blogspot pilih klik Open ID
  • Jika anda bukan seorang Blogger namun mempunyai website lainnnya, pilih klik Nama/URL. Isi kolom Nama dengan nama anda, dan isi URL dengan nama alamat website anda (kosongkan jika tidak mempunyai alamat website).
  • Jika anda memilih meng-klik pilihan keempat maka, komentar ada akan anonim atau tampa nama orang yang memberikan komentar.
Setelah memilih salah satu identitas, langkah selanjutnya anda tinggal men-klik pada tulisan Publikasikan Komentar Anda. Tunggu sesaat dan selesai ! Untuk menutup kotak daftar komentar anda tingga meng-klik tanda silang(x) di sudut kanan anda daftar komentar. Setelah itu klik lagi judul artikel, maka jika anda mengerakkan tombol scroll kebawah, maka komentar anda akan terpampang pada akhir daftar komentar dari artikel.

Komentar di Kolom Saran Kritik, dan Komentar
  1. Klik dikolom Name dan isi dengan nama anda
  2. Lalu isi kolom Web/URL dengan alamat website anda (jika ada).
  3. Lalu isi komentar, saran, dan kritik anda di kolom Message. Anda bisa juga menambahkan gambar smiley dengan cara mengklik salah satu gambar smiley yang ada.
  4. Selanjutnya klik Shout lalu tunggu sesaat, anda selanjutnya diminta mengetik angka Spam Prevention yang muncul, pada kolom yang tersedia.
  5. Lalu klik Submit, tunggu sesaat dan selesai. Anda bisa melihat komentar anda dibawah judul kolom Saran Kritik, Komentar Pembaca.
Demikian, semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pengunjung dan pembaca sekalian.

Salam Hangat,

Administrator

Selengkapnya.....